- Back to Home »
- GUNUNG BROMO
Posted by : Jawa-Bali Tour Designer
Senin, 24 Maret 2014
GUNUNG BROMO
Gunung Bromo, siapa yang tidak mengenal kepopuleran gunung
berapi yang masih aktif ini. Gunung Bromo adalah gunung yang paling
terkenal di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap
tahunnya.
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 Meter dari atas permukaan laut
dan berada dalam empat lingkup kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang dan Kabupaten Malang. Keadaan alam gunung Bromo bertautan pula
dengan lembah, ngarai, caldera atau lautan pasir dengan luas sekitar 10
Km.
Gunung Bromo juga termasuk dalam satu kawasan Bromo Tengger Semeru
National Park, dimana terdapat beberapa obyek wisata yang bisa
dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Guntng Tengger, Gunung Batok,
beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.
Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Gunung Bromo telah mengalami
letusan dengan interval waktu yang teratur dalam 20 abad ini, yakni
sekitar 30 tahun sekali. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1974 dan
kembali meletus di tahun 2010.
Selain keindahan yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadna Kasada atau
Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi
utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo digelar setiap tahun pada bulan
ptrnama di bulan Desember atau Januari.
Asal muasal Upacara Kasodo ini bermula sejak abad ke-15 di mana
diceritakan tentang seorang putri bernama Roro Anteng yang memimpin
kerajaan Tengger dengan suaminya, Joko Seger. Pasangan ini tidak
memiliki anak dan karena itu mereka berdoa dan memohon kepada dewa-dewa
gunung untuk diberikan anak.
Dari permohonan mereka, dewa memberi 25 anak dan mewajibkan bagi
mereka untuk mengorbankan anak ke 25 (si bungsu) mereka untuk dilempar kedalam
gunung berapi. Permintaan dewa inipun dilaksanakan sehingga menjadi
tradisi sampai saat ini. Rakyat Tengger melakukan upacara Kasodo dengan
melemparkan hasil bumi ke dalam kawah Bromo sebagai ucapan syukur atas
panen yang diterima dan sebagai permohonan untuk panen yang lebih
melimpah di musim selanjutnya.
Meskipun penuh deng`n bahaya, terdapat beberapa penduduk setempat
yang mengambil resiko dengan naik dan turun ke kawah dalam upaya untuk
mengambil kembali barang yang dikorbankan yang diyakini bisa membawa
keberuntungan.